Tuesday, November 30, 2010

KEP/BGM


A
 KONSEP TEORI KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)
2.2.1 Pengertian
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).


2.2.2 Klasifikasi KEP
Untuk tingkat puskesmas penentuan KEP yang dilakukan dengan menimbang BB anak dibandingkan dengan umur dan menggunakan KMS dan tabel BB/U baku median WHO_NCHS
a. KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita warna kuning.
b. KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak dibawah garis merah (BGM).
c. KEP berat/gizi buruk bila hasil penimbangan BB/U <60% baku median WHO_NCHS. Pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat/gizi buruk KEP sedang, sehingga untuk menentukan KEP berat/gizi buruk digunakan tabel baku median WHO-NCHS
2.2.3 Gejala Klinis KEP Berat /Gizi Buruk
Untuk KEP ringan dan sedang ,gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak kurus. Gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan sebagai maramus,kwashiokor atau marasic kwashiokor, tanpa mengukur/melihat BB bila disertai edema yang bukan karena penyakit lain adalah KEP berat/gizi buruk tipe kwasiorkor.
a. Kwashiorkor
1.  Edema ,umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)
2.  Wajah membulat dan sembab
3.  Pandangan mata sayup
4.  Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
5.  Perubahan status mental ,apatis dan rewel
6.  Pembesaran hati
7.  Otot mengecil (hipotorofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk.
8.    Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
9.  Sering disertai :penyakait infeksi,umumnya akut,anemia,diare
b. Maramus
1.    Tampak sangat kurus ,tinggal tulang terbungkus kulit
2.    Wajah seperi orang tua
3.    Cengeng, rewel
4.    Kulit keriput,jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
5.    Perut cekung
6.    Iga gambang
7.    Sering disertai:-penyakit infeksi
8.    Diare kronik atau konstipasi/susah buang air besar
c. Marasmik Kwashiorkor
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan maramus,dengan BB/U < 60 % baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok.
Patofisiologi :
1.    6 bulan I è PPA ,baik dengan cukup protein ,kalori dan vitamin,didapat dari ibu untuk membentuk antibody.
2.    6 bulan II è tumbuh cukup tetapi ASI kurang (protein kalori dan FE) pemberian makanan tambahan bentuk kaborhidrat tetapi sedikit protein.
3.    Tahun II dan III  è tumbuh buruk atau tidak adanya pertambahan berat badan untuk lama, kurang makanan protein (untuk karbonhidrat) ASI sekali-2 makanan tambahan kurang protein timbul campak, diare, malaria, cacingan, dll.
4.    Kurang kalori dan protein dapat terjadi pada 3 masa tersebut (tidak pernah terjadi pada bayi dengan ASI cukup).



2.2.4 Kurang Kalori Dan Protein Bisa Timbul Dari :
1.    Konsumsi Makanan Yang Kurang
Adanya ketidak seimbangan antara konsumsi kalori dan zat gizi dalam makanan baik kwatitas maupun kualitas.
2.    Penyakit Infeksi
Penyakit saluran pencernaan, pernafasan atau campak, keadaan gizi kurang menjadi bertambah ,sebaliknya penyakit -2 tersebut dapat menjadi pemula untuk KKP,karena adanya anorexia sehingga timbul gangguan penyerapan dalam saluran pencernaan / peningkatan kebutuhan gizi.
Penatalaksanaan :
a)      Makanan TKTP dengan biologis meninggi diberikan bertahap (bentuk) mula2 cair (susu) lunak – biasa
b)      Pemberian tidak sekaligus banyak ,mulai dengan sedikit kemudian ditambahkan secara bertahap
c)      Makanan mengandung protein :3 – 5 gr/kg BB
kalori : 160 – 175 kalori/kg BB
d)      Mineral (kalium dengan mg) diberikan karena hilang oleh BAB yang lunak
e)    Untuk pembentukan otot- otot selama masa pertumbuhan
      mineral : 3 x/hr 0,5 gr kcl dan 0,1 gr mg
f)   Rehidrasi bila ada dehidrasi
g)  Terapi terhadap penyakit penyerta (antibiotik bila infeksi )
2.2.5 Mekanisme Pelayanan Gizi Balita KEP  Berat /Gizi Buruk
a. Tingkat Rumah Tangga
1.      Menimbang anaknya
2.      Berikan ASI 0-2 tahun
3.      Memberi MP-ASI sesuai usia dan kondisi kesehatan anak sesuai anjuran
4.      Segera melapor petugas kesehatan
5.      Ibu menerapkan nasehat yang dianjurkan petugas


b. Tingkat Posyandu
1.      Petugas menimbang balita setiap bulan serta dicatat pada KMS
2.      Petugas menasehati memberikan ASI sampai usia 2 tahun
3.      Petugas memberikan penyuluhan pemberian MP-ASI sesuai dengan anjuran dan usianya
4.      Kader memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pemulihan bagi balita dengan berat badan tidak naik
5.      Petugas merujuk balita kepuskesmas bila ditemukan gizi buruk
6.      Petugas melakukan kunjungan rumah memantau perkembangan kesehatan balita
2.2.6  Sepuluh Prinsip Dasar Pelayanan Rutin KEP Berat/Gizi Buruk Yaitu :
1. Atasi /cegah hipoglikemia
2. Atasi /cegah hipotermia
3. Atasi /cegah.dehidrasi
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
5. Obati/cegah infeksi
6. Mulai pemberian makanan
7. Fasilitas tumbuh kejar(PMT)
8. Koreksi defisiensi nutrien mikro
9. Lakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental
10. Siapkan dan rencanakan setelah sembuh



DAFTAR PUSTAKA


Arikunto,S (2002). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek .Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto,S (1998). Prosedur penelitian.Jakarta : Rineka Cipta

Manuaba,Ida Bagus Gd.(1998) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta :EGC

Moctar,R.(1998).Sinopsis Obstetri 1.Jakarta : EGC

JHPIEGO.(2003).Asuhan Antenatal.Jakarta JHPIEGO

Depkes RI.(2002) Available from : http//situs  Bgm.info/gendervaw.


No comments: