Friday, December 3, 2010

askeb bekas SC

A. PROM (Premature Ruptur Of Membran)
Definisi
- Krtuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung
- Ketuban pecah dini merupakan maslaah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khorionamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas prenatal dan menyebabkan inferksi ibu
- Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran/meningkatnya tekanan intrauteri/oleh dua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
- Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi : adanya infeksi pada kompklikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan
(Maternal dan Neonatal)
Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini belum diketahui. Faktor predisposisi ketuban pecah dini ilah infeksi genetalia, serviks inkompeten, gemeli, indramnion, kehamilan preterm, disprapersi sefalepelviks
(iKapita Selekta, 2001 : 310)
Patogenesis
- Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau/ kecoklatan sedikit-sedikit/sekaligus banyak
- Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
- Janin mudah diraba
- Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
- Ispekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering
Pada kehamilan lebih dari 36 minggu, bila tidak ada his, pimpin meneran dan lakukan akselerasi bila ada inersia uteri. Bila tidak ada his, pimpin meneran dan lakukan akselerasi bila ada inertia uteri. Bila tidak ada his, lakukan indikasi persalinan bila ketuban pecah kurang dari 6 jam dan sektor pelvik kurang dari atau ketuban pecah lebih dari 6 jam dan sektor pelvik lebih dari 5, seksio sesaria bila ketuban pecah kurang dari 5 jam dan sektor pelvik kurang dari 5
B. Seksio Caesaria
Definisi
- Seksio caesaria (SC) adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding raim (Kapita Selekta, 2001 : 344i)
- Seksio sesaria adalah suatu cara untuk melahirkan janin dengan cara membuat sayatan pada dinding depan perut/vagina (Muhtar, Rustam,1998 :117)
- Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui insisi apda dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan untujh serta berat janin diatas 500 gram. (Sarwono, 2000 :133)
Indikasi
- Placenta previa sentralis dan lateralis
- Panggul sempit
- Disproporsi sefalo pelvik yaitu ketidak seimbangan antara ukuran kepala dan panggul
- Ruptur uteri mengancam
- Partus lama
- Partus tak maju (abstrukted labor)
- Distasia serviks
- Preeklamsia dan hipertensi
- Mal presentasi janin
(Mohtar, Rustam, 1998 : 118)

Jenis-Jenis Operasi Seksio Sesaria
a. Abdomen (seksio Sesaria Abdominalis)
• Seksio Sesaria transperitenealis
- Seksio sesaria klasik/korperal dengan insisi memanjang apda korpus uteri
- Sesksio sesarea ismika atau profunsa atau low cervikal dengan insisi pada segmen bawah rahim
• Seksio sesaria ekstraperitanealis yaitu tanpa membuka perutaneum parientalis dengan demikian tidak membuka kavum
• Seksio sesaria klasik (korporal)
Dilaukan dengan membuat sayatan memanjang pada corpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm.
Kelebihan
• Mengeluarkan janin lebih cepat
• Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih teratik
• Sayatan dapat diperpanjang proksimal/distal
Kekurangan
• Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada reperitonealisasi yang baik
• Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptur uteri spontan
b. Seksio Sesarea Ismika (prafunda)
dilakukan dengan membuat sayatan melintang-kankraf pada segmen bawah rahim 9low servikasl transversal) kira-kira 10 cm.
Kelebihan
• Penjahitan lka lebih mudah
• Penutupan luka dengan repetanealisasi yang baik
• Tumpang tindaih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus kerongga peritoneum
• Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan reptur uteri spontan kurang/lebih kecil.

Kekurangan
• Luka dapat melebar kekiri, kanan dan bawah sehingga dapat menyebabkan uterin putus sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak
• Keluhan kandung kemih post operatif tinggi
(Mochtar, Rustam. 1998: 118)
Komplikasi
Pada ibu
a) Infeksi Nifas (puerperal)
• Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
• Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung
• Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering kita jumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intapartal karena ketuban yang telah lama.
b) Perdarahan, disebabkan oleh :
- Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuyka
- Tania uteri
- Perdarahan pada plasenta bed
c) Luka kandung kemih, emboli paru-paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi
d) Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan mendatang
Pada anak : kematian perinatal
(Mochtar, Rustam. 1998: 121)
Penilaian Klinis
Dulu angka morbilitas dan martalitas untuk ibu janin tinggi pada masa sekarang, oleh kemajuan yang pesat dalam teknik operasi, anastesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun.
Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan gfasilitas operasi yang baik dan oleh tenaga-tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 1000.
Masing-masing yang ditolong secara seksio sesarea sangat tergantung dari keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut dara dari negara-negara dengan pengawasan antenatal yang baik dan fasilitas neonatal yang sempurna, angka kematian perinatal sekitar 4-7%
(Mochtar, Rustam. 1998: 121)
Nsehat pasca operasi
- Dianjurkan jangan hamil selama ± 1 tahun dengan memakai kontrasepsi
- Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik
- Dianjurkan untuk bersalin di RS yang besar
- Apakah persalinan yang berikutnya harus dengan SC tergantung dari indikasi SC dan keadaan pada kehamilan berikutnya
- Hampir diseluruh institusi di Indonesia tidak dianut dichira “once acesarean not always a cesarea”
- Yang dianut adalah ”once a cesarea not always a cesarea” kecuali apda panggul sempit atau disprapersi sefalo pelvic
(Mochtar, Rustam. 1998: 121)

No comments: